Jakarta, CNN Indonesia —
Pengusaha warteg menjerit harga bawang merah melejit. Beberapa pedagang terpaksa mengurangi porsi menu dibanding menaikkan harga agar tetap untung.
Sandi, seorang pemilik warteg daerah Gaplek, Tangerang Selatan, Banten, mengaku kenaikan harga bawang dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp80 ribu per kg.
“Merasa berat banget gitu, sekarang udah Rp80 ribu (per kg), sebelumnya cuma Rp25 ribu,” keluhnya, Jumat (26/4).
Meski harga bawang merah melonjak, Sandi tetap harus membeli lantaran bahan baku penting dalam memasak. Ia juga memilih tak mengurangi komposisi bawang merah dalam bumbu masakannya.]
“Nggak ada (dikurangi). Iya tetap dibeli orang perlu butuh,” ungkapnya.
Selain itu, Sandi juga tidak menaikkan harga menu-menu jualannya. Masih ada nasi dengan beberapa lauk yang dijual Rp15 ribu per porsi. Karena murah itulah, ia menduga, warung makannya tetap ramai pelanggan.
“Nggak (berkurang pembeli), tetep. Ya alhamdulillah tetap ramai,” ucap Sandi.
Jika harga bawang tidak juga turun, Sandi mempertimbangkan untuk mengurasi porsi makanan yang dijual dibanding menaikkan harga. Sebab, ia takut pelanggannya ‘kabur’.
“Ya paling nguranginnya di porsi,” ucapnya.
Berbeda dengan Sandi yang masih ragu, Warteg Mama Sela di Pamulang, Banten, sudah lebih dulu mengurangi porsi.
Terna’ah, pemilik warteg itu, mengaku mengurangi sedikit porsi agar jualannya tetap untung.
Sama seperti Sandi, ia was-was pelanggan pergi kalau menaikkan harga.
“Harga mah ajeg,” katanya.
Penjual yang sudah berbisnis warteg selama 20 tahun ini juga mengungkap jika harga bawang merah tidak turun selama sebulan ke depan, ia masih akan mengurangi porsi.
Ia juga sedikit mengurangi bawang merah dalam racikan masakan.
(num/pta/bac)